Kenapa Orang Katolik Berdoa ke Santo Yudas? Cerita, Makna dan Tradisi

Saya selalu penasaran waktu kecil melihat banyak lilin di depan patung Santo Yudas di gereja kampung. Nama “Yudas” sering bikin orang berpikir dua kali—langsung ingat sosok yang mengkhianati. Tapi di tradisi Katolik yang kita kenal, Santo Yudas atau Yudas Tadeus adalah sosok lain: rasul yang menjadi pelindung orang-orang yang putus asa dan harapan terakhir bagi yang sedang dalam keadaan sulit. Dalam tulisan ini saya ingin bercerita tentang siapa dia menurut tradisi, kenapa banyak doa populer diarahkan kepadanya, dan bagaimana budaya berdoa kepada Santo Yudas hidup di Indonesia.

Siapa Santo Yudas? Sedikit biografi dan simbolisme

Menurut tradisi gereja, Yudas Tadeus adalah salah satu dari dua rasul yang bernama Yudas—bukan Yudas Iskariot—dan sering disebut sebagai saudara Yakobus. Ia dipandang sebagai pemberi kesaksian iman dan martir yang setia. Banyak kisah yang mengatakan ia berkhotbah di wilayah-wilayah jauh dan akhirnya mati syahid. Ikonografi Santo Yudas biasanya menampilkan dia memegang gambar Yesus atau medali dengan wajah Kristus, kadang dilengkapi tongkat atau palu, simbol karya kerasnya sebagai misionaris. Yang paling penting bagi umat: dia dikenal sebagai pelindung “kasus-kasus yang putus asa”.

Mengapa banyak orang berdoa ke Santo Yudas?

Ini yang sering ditanya ke saya oleh teman-teman non-Katolik: kenapa minta tolong ke orang yang sudah meninggal? Dalam teologi Katolik, doa kepada santo bukan menyembah mereka, melainkan meminta perantaraan. Kita percaya mereka dekat dengan Allah dan bisa turut mendoakan kita. Santo Yudas khususnya dikenal sebagai tempat bersandar ketika masalah terasa sulit sekali — pekerjaan hilang, sakit berkepanjangan, hutang menumpuk, atau saat kita merasa tidak punya harapan lagi. Doa-doa populer seperti novena Santo Yudas atau litani sering kali menjadi sarana penghiburan dan penguatan iman.

Pengalaman pribadi: novena di gereja kecil

Saya ingat sekali waktu ikut novena Santo Yudas di sebuah gereja kecil di kota saya. Suasana berbeda—orang-orang datang dengan wajah lelah tapi juga penuh harap. Ada yang menempelkan nota-doa di papan, ada yang menitikkan air mata saat membacakan niat. Seorang ibu tua yang duduk di samping saya bercerita bagaimana doa novena itu memberinya kekuatan ketika anaknya sakit. Saya juga pernah membaca lebih banyak tentang Santo Yudas di situs komunitas dan sempat menyimpan beberapa doa dari judastadeosanto untuk direnungkan. Yang paling menyentuh bagi saya bukan hanya jawaban atas permohonan, melainkan rasa komunitas dan solidaritas yang tercipta dari ritual doa bersama itu.

Tradisi Katolik di Indonesia: lilin, novena, dan pesta santo

Di Indonesia, tradisi berdoa kepada santo punya warna lokal. Pada perayaan hari santo (feast day), gereja-gereja sering menyelenggarakan misa khusus, prosesi, dan jamuan kecil. Untuk Santo Yudas biasanya dirayakan dengan misa dan novena, kadang disertai pembacaan kesaksian orang-orang yang merasa mendapat pertolongan. Di beberapa kota ada kelompok devosi yang rutin berkumpul setiap minggu untuk berdoa bersama, menyalakan lilin, dan menyelipkan doa-doa permohonan di meja doa. Budaya ini juga merangkul unsur gotong royong—ketika satu orang memohon bantuan, banyak yang bersimpati dan mendoakan bersama.

Makna spiritual yang lebih dalam

Bagi saya, doa kepada Santo Yudas mengajarkan dua hal sederhana: kerendahan hati dan harapan. Kerendahan hati karena kita mengakui keterbatasan diri dan berani minta bantuan—bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada mereka yang sudah mendahului kita dan menjadi teladan iman. Harapan karena tradisi ini meneguhkan bahwa tidak ada situasi yang benar-benar tanpa harapan. Dalam perjumpaan komunitas doa, saya sering melihat bagaimana iman kecil-kecilan bisa tumbuh menjadi kekuatan bersama.

Jadi, ketika seseorang bertanya lagi, “Kenapa orang Katolik berdoa ke Santo Yudas?”, jawaban saya sederhana: karena doa itu memberi harapan nyata, membangun komunitas, dan mengingatkan kita bahwa iman itu berjalan bersama—bukan sendirian. Kalau kamu penasaran dan ingin tahu lebih banyak, ada banyak sumber dan komunitas yang ramah untuk diajak berbincang, termasuk yang saya singgung tadi di judastadeosanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *